Hongkong merupakan adalah salah satu negara tujuan utama tenaga kerja Indonesia TKI yang juga dikenal dengan sebutan buruh migran Indonesia dan menjadi salah satu negara favorit bagi para buruh migran asal Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri. Hongkong selama ini dikenal sebagai negara tujuan buruh migran paling ramah,dimana pemerinta h negara ini telah menetapkan hari libur dan para buruh migran ini berhak mendapatkan libur sehari dalam seminggu. Biasanya para buruh migram ini memanfaatkan hari libur mereka dengan berkumpul sesama buruh migran untuk misalnya bersosialisasi berkumpul bersama, belajar bersama mengkaji ilmu agama dsb. Victoria Park merupakan tempat favorit bagi buruh migran di Hongkong untuk bersosialisasi dengan buruh migran lainnya yang bekerja di Hongkong.
Hak buruh migran wajib dipenuhi oleh setiap majikan yang menggunakan jasanya. Sebut saja hak kaum buruh di sana yang mendapatkan jatah untuk libur sehari dalam setiap minggu. Jikapun tetap bekerja, para majikannya wajib untuk membayarkan uang lembur sebagai pengganti hari libur.
Buruh migran Indonesia memiliki rutinitas khusus setiap akhir pekan Sabtu dan Minggu di Victoria Park. Sebuah taman yang berada di kawasan Causebay yang selalu dipadati ribuan buruh migran. Dua hari itu merupakan hari yang paling banyak diambil untuk berlibur dalam setiap minggu oleh para buruh. Tidak hanya dari Causebay saja, buruh migran yang datang ke Victoria Park juga datang dari berbagai penjuru Hong Kong. Sekadar bersenda gurau, melepas rindu sebangsa, bahkan berjualan gorengan sampai soto dan nasi rawon, sehingga rasa rindu tanah air dapat terobati dengan berkumpul bersama. Tak sekadar menjadi tempat berkumpul dan bersantai, taman kota itu juga adalah panggung berekspresi.
Komunitas-komunitas buruh migran memanfaatkan taman yang dibuka tahun 1957 itu untuk berbagai kegiatan. Komunitas dancer berlatih gaya-gaya baru, komunitas fashion memamerkan mode pakaian yang sedang tren, ataupun mereka yang datang sekadar berkumpul dan ngobrol melahirkan suasana guyub ala pedesaan Indonesia. Di tengah modernitas Hongkong, keramahtamahan mereka tak memudar.
Para buruh migran ini mulai memadati Victoria Park sejak pukul 09.00 waktu setempat. Mereka menjadikan taman cantik ini dijadikan titik kumpul para buruh migran, selain karena lokasi ini tidak begitu jauh dari pusat belanja di Causebay dan juga sarana transportasi publik. Selain itu kantor Konsulat Jenderal RI berada hanya dua blok dari titik kumpul buruh migran.
Taman akan kembali lengang sekitar pukul 18.00-19.00 waktu setempat dan satu persatu buruh migran kembali ke rumah-rumah tempat mereka bekerja dan menghadapi rutinitas sehari-harinya dan berharap dapat berkumpul kembali minggu depan.
Anda tertarik untuk bekerja di Hongkong dan ingin menikmati keindahan taman di Victoria Peak ? Silahkan menghubungi kami dan mengisi Form Pendaftaran untuk informasi lebih detail.
Semoga bermanfaat.
Hak buruh migran wajib dipenuhi oleh setiap majikan yang menggunakan jasanya. Sebut saja hak kaum buruh di sana yang mendapatkan jatah untuk libur sehari dalam setiap minggu. Jikapun tetap bekerja, para majikannya wajib untuk membayarkan uang lembur sebagai pengganti hari libur.
Buruh migran Indonesia memiliki rutinitas khusus setiap akhir pekan Sabtu dan Minggu di Victoria Park. Sebuah taman yang berada di kawasan Causebay yang selalu dipadati ribuan buruh migran. Dua hari itu merupakan hari yang paling banyak diambil untuk berlibur dalam setiap minggu oleh para buruh. Tidak hanya dari Causebay saja, buruh migran yang datang ke Victoria Park juga datang dari berbagai penjuru Hong Kong. Sekadar bersenda gurau, melepas rindu sebangsa, bahkan berjualan gorengan sampai soto dan nasi rawon, sehingga rasa rindu tanah air dapat terobati dengan berkumpul bersama. Tak sekadar menjadi tempat berkumpul dan bersantai, taman kota itu juga adalah panggung berekspresi.
Komunitas-komunitas buruh migran memanfaatkan taman yang dibuka tahun 1957 itu untuk berbagai kegiatan. Komunitas dancer berlatih gaya-gaya baru, komunitas fashion memamerkan mode pakaian yang sedang tren, ataupun mereka yang datang sekadar berkumpul dan ngobrol melahirkan suasana guyub ala pedesaan Indonesia. Di tengah modernitas Hongkong, keramahtamahan mereka tak memudar.
Para buruh migran ini mulai memadati Victoria Park sejak pukul 09.00 waktu setempat. Mereka menjadikan taman cantik ini dijadikan titik kumpul para buruh migran, selain karena lokasi ini tidak begitu jauh dari pusat belanja di Causebay dan juga sarana transportasi publik. Selain itu kantor Konsulat Jenderal RI berada hanya dua blok dari titik kumpul buruh migran.
Taman akan kembali lengang sekitar pukul 18.00-19.00 waktu setempat dan satu persatu buruh migran kembali ke rumah-rumah tempat mereka bekerja dan menghadapi rutinitas sehari-harinya dan berharap dapat berkumpul kembali minggu depan.
Anda tertarik untuk bekerja di Hongkong dan ingin menikmati keindahan taman di Victoria Peak ? Silahkan menghubungi kami dan mengisi Form Pendaftaran untuk informasi lebih detail.
Semoga bermanfaat.